Dalam hadis Jabir bin Abdillah radhiyallahuâanhu disebutkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
ÙÙا ÙÙدÙ'Ø®ÙÙ٠أÙØÙدÙا Ù
ÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' عÙÙ
ÙÙÙÙ٠اÙÙ'جÙÙÙ'ÙØ©ÙØ ÙÙÙÙا ÙÙجÙÙرÙÙÙ Ù
ÙÙ٠اÙÙÙ'ÙارÙØ ÙÙÙÙا Ø£ÙÙÙا Ø¥ÙÙÙ'Ùا بÙرÙØÙ'Ù
ÙØ©Ù Ù
ÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙ
âTidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelematkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allahâ (HR. Muslim no. 2817).

Sementara dalam beberapa ayat diterangkan bahwa amalan adalah sebab seorang masuk surga. Seperti ayat berikut,
ÙÙتÙÙÙ'Ù٠اÙÙ'جÙÙÙÙ'ة٠اÙÙÙ'تÙ٠أÙÙرÙØ«Ù'تÙÙ
ÙÙÙÙا بÙÙ
Ùا ÙÙÙÙ'تÙÙ
Ù' تÙعÙ'Ù
ÙÙÙÙÙÙ
âItulah surga yang dikaruniakan untuk kalian, disebabkan amal sholeh kalian dahulu di duniaâ (QS. Az-Zukhruf : 72).
ÙØÙر عÙÙÙÙ * ÙÙØ£ÙÙ
Ù'Ø«ÙاÙ٠اÙÙÙÙ'ؤÙ'ÙÙؤ٠اÙÙ'Ù
ÙÙÙ'ÙÙÙÙÙ * جÙزÙاء٠بÙÙ
Ùا ÙÙاÙÙÙا ÙÙعÙ'Ù
ÙÙÙÙÙÙ
âBidadari-bidadari surga berkulit putih bersih dan bermata indah. Bidadari -bidadari itu putih bersih bagaikan mutiara-mutiara yang bejejer rapi. Semua itu sebagai balasan bagi orang-orang mukmin atas amal sholih yang mereka kerjakan di duniaâ (QS. Al-Waaqiâah: 22-24).
Bagaimana Menggabungkan Dua Nash yang Tampak Bertentangan Ini?
Mari simak penjelasan berikut:
Maksud dari huruf âbaâ pada ayat ini adalah ba sababiyah (sebab). Adapun penafian sebab masuk surga karena amal pada hadis, bermakna dalam perkara balasan yang setimpal (âiwadhiyyah).
Maksudnya adalah seorang tidak bisa membayar surga Allah dengan amal perbuatannya. Karena amalannya penuh dengan cacat, sementara surga Allah terlalu sempurna untuk menjadi balasannya. Hanya dengan rahmat Allah saja seorang bisa tinggal di surgaNya. (Semoga kita termasuk penghuni surgaNya).
Syaikh Ibnu âUtsamin menjelaskan,
ÙÙÙÙ ÙÙجÙ
Ùع بÙ٠اÙØ¢ÙØ© ÙبÙÙ Ùذا اÙØدÙØ« Ø ÙاÙجÙاب ع٠ذÙÙ: Ø£Ù ÙÙاÙ: ÙÙجÙ
ع بÙÙÙÙ
ا بأ٠اÙÙ
ÙÙÙÙ'٠دخÙ٠اÙØ¥Ùسا٠اÙجÙØ© باÙعÙ
Ù Ù٠اÙÙ
ÙابÙØ©Ø Ø£Ù
ا اÙÙ
Ø«Ù'بتÙ: ÙÙ٠أ٠اÙعÙ
٠سبب ÙÙÙس عÙضا.
âBagaimana menggabungkan antara ayat dan hadis ini (yakni hadis Jabir di atas, pent)? Jawabannya, kedua dalil di atas bisa dikompromikan, di mana peniadaan masuknya manusia ke dalam surga karena amalnya dalam arti balasan, sedangkan isyarat bahwa amal sebagai kunci masuk surga dalam arti bahwa amal itu adalah sebab, bukan penggantiâ (Syarah Riyadhus Sholihin, 1/575).
Ini isyarat bahwa tidak benar bila kemudian seorang berpangku tangan merasa cukup bergantung dengan rahmat Allah, lalu meninggalkan amal sholih karena menganggapnya tidak penting.
Karena Allah menetapkan segala sesuatu dengan sebab dan akibat. Dalam hal ini, Allah âazzawajalla menjadikan sebab mendapatkan rahmatNya; yang menjadi sebab meraih surga, dengan amal shalih.
Ø¥ÙÙÙ'٠اÙÙ'ÙØ°ÙÙÙ٠آÙ
ÙÙÙÙا ÙÙاÙÙ'ÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙاجÙرÙÙا ÙÙجÙاÙÙدÙÙا ÙÙ٠سÙبÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙ٠أÙÙÙÙٰئÙÙÙ ÙÙرÙ'جÙÙÙ٠رÙØÙ'Ù
Ùت٠اÙÙÙ'ÙÙÙ Û ÙÙاÙÙÙ'ÙÙ٠غÙÙÙÙر٠رÙØÙÙÙ
Ù
âSesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayangâ (QS. Al Baqarah: 218).
Tidak Pantas âUjub
Saat seorang menyadari bahwa amalannya tidak mampu menggantikan surga Allah, disitu ia mengerti amat tidak pantas untuk merasa âujub dengan amalannya.
Andai dari hari pertama dia dilahirkan ke dunia, sampai akhir hayatnya beribadah kepada Allah dan tak pernah melakukan dosa sedikitpun, itu tak akan mampu membayar surga Allah yang penuh dengan limpahan kenikmatan.
Lalu bagaimana lagi bila diri ini berlumuran dosa, ibadah masih cacat, entah sudah berhasilkah kita memperjuangkan keikhlasan, kemudian merasa âujub?! Walâiyadzubillah.
Amal Shalih Sebab Meraih Tingkatan Tinggi di Surga
Suatu hari Rabiâah bin Kaâab al Aslami (Abu Firos) berkisah, âAku bermalam bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, kemudian aku mengambilkan air wudhuâ untuk beliau, serta hajat beliau (maksudnya pakaian dan lain-lain).
Kemudian Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadaku,
âMintalah sesuatu kepadaku.â
âAku meminta untuk bisa bersamamu di dalam surga.â Pintaku.
Nabi bersabda lagi, âApakah ada selain itu?â
âHanya Itu permintaanku.â Jawabku.
Beliau lalu bersabda,
ÙÙØ£ÙعÙÙÙÙ'٠عÙÙÙÙ ÙÙÙÙ'سÙÙ٠بÙÙÙØ«Ù'رة٠اÙسÙ'ÙجÙÙدÙ
âKalau begitu tolonglah aku untuk memperkenankan permintaanmu itu dengan memperbanyak sujudâ (HR. Muslim).
Dalam hadis lain diterangkan, dari Abu Said al Khudri radhiyallahuâanhu. Beliau mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Ø¥ÙÙÙÙ' Ø£ÙÙÙ'Ù٠اÙدÙÙ'رÙجÙات٠اÙÙ'عÙÙÙÙ ÙÙÙÙرÙاÙÙÙ
Ù' Ù
ÙÙÙ' تÙØÙ'تÙÙÙÙ
Ù' ÙÙÙ
Ùا تÙرÙÙÙ'Ù٠اÙÙÙÙ'جÙ'Ù
٠اÙØ·ÙÙ'اÙÙع٠ÙÙ٠أÙÙÙÙ٠اÙسÙÙ'Ù
ÙاءÙØ ÙÙØ¥ÙÙÙÙ' Ø£ÙبÙا بÙÙÙ'رÙØ ÙÙعÙÙ
Ùر٠Ù
ÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' ÙÙØ£ÙÙÙ'عÙÙ
Ùا
âSesungguhnya penghuni surga yang menempati derajat yang paling tinggi, akan melihat orang-orang yang berada di bawah mereka, seperti kalian melihat bintang yang terbit di ufuk langit. Dan sngguh Abu Bakr dan âUmar, termasuk dari mereka dan yang paling baikâ (HR. Tirmidzi).
Hadis di atas menunjukkan bahwa surga memiliki tingkatan-tingkatan, yang dapat diraih dengan amal sholih, setelah masuknya didapat karena rahmat Allah.
Imam al Qurtubi rahimahullah menerangkan,
اعÙÙ
Ø£Ù Ùذ٠اÙغر٠Ù
ختÙÙØ© Ù٠اÙعÙÙ Ø ÙاÙصÙØ© Ø Ø¨Øسب اختÙا٠أصØابÙا Ù٠اÙأعÙ
Ø§Ù Ø ÙبعضÙا أعÙÙ Ù
٠بعض Ø ÙأرÙع
âKetahuilah bahwa kamar di surga berbeda-beda dalam hal derajat ketinggian dan sifatnya, sesuai perbedaan penghuninya dalam amal perbuatan. Maka satu dari mereka lebih tinggi derajatnya dari yang lainâ (at Tadzkiroh fi Ahwal al Mauta wa Umur al Akhiroh, hal. 398).
Diantara tafsiran para ulama dalam mengkompromikan ayat dan hadis yang tampak bertentangan di atas, bahwa ayat yang menerangkan amalan sebagai kunci masuk surga, diartikan sebagai sebab untuk meraih derajat di dalam surga. Adapun hadis tentang masuk surga karena rahmat Allah, dipahami bahwa rahmat Allah sebagai sebab masuk surgaNya.
Ibnu Hajar rahimahullah menuliskan dalam Fathul Bari,
Ùا٠ب٠بطا٠Ù٠اÙجÙ
ع بÙÙ Ùذا اÙØدÙØ« ÙÙÙÙ٠تعاÙÙ ÙتÙ٠اÙجÙØ© اÙت٠أÙرثتÙ
ÙÙا بÙ
ا ÙÙتÙ
تعÙ
ÙÙÙ Ù
ا Ù
ØصÙ٠أ٠تØÙ
٠اÙØ¢ÙØ© عÙ٠أ٠اÙجÙØ© تÙا٠اÙÙ
Ùاز٠ÙÙÙا باÙأعÙ
ا٠Ùإ٠درجات اÙجÙØ© Ù
تÙاÙتة بØسب تÙاÙت اÙأعÙ
ا٠ÙØ£Ù ÙØÙ
٠اÙØدÙØ« عÙ٠دخÙ٠اÙجÙØ© ÙاÙØ®ÙÙد ÙÙÙا
Ibnu Batthol menjelaskan saat menggabungkan hadis ini (yakni hadis Aisyah yang semakna dengan hadis Jabir di atas, pent), dengan firman Allah taâala,
ÙÙتÙÙÙ'Ù٠اÙÙ'جÙÙÙÙ'ة٠اÙÙÙ'تÙ٠أÙÙرÙØ«Ù'تÙÙ
ÙÙÙÙا بÙÙ
Ùا ÙÙÙÙ'تÙÙ
Ù' تÙعÙ'Ù
ÙÙÙÙÙÙ
âItulah surga yang dikaruniakan untuk kalian, disebabkan amal sholeh kalian dahulu di duniaâ (QS. Az-Zukhruf : 72)
Ayat ini dimaknai bahwa tingkatan di dalam surga diraih dengan amalan. Karena derajat di surga berbeda-beda, sesuai perbedaan tingkatan amal. Adapun hadis dimaknai, sebab masuk surga atau sebab mendapatkan keabadian di dalamnya (hanya dengan rahmat Allah)â (Fathul Bari, 11/295).
Allah Maha Adil. Tentu tak akan menyamakan antara orang yang giat beramal, istiqomah, tinggi ketakwaan keikhlasan serta imannya, dengan mereka yang biasa-biasa saja kualitas iman dan takwanya. Seperti kata pepatah, Aljazaâ min jinsil âamal, balasan sesuai dengan amal perbuatan.
Wallahuaâlam bis shawab.
Sumber: muslim.or.id | http://islamidia.com/masuk-surga-semata-karena-rahmat-allah-lalu-untuk-apa-beramal/
loading...
Belum ada tanggapan untuk "Masuk Surga Semata Karena Rahmat Allah, Lalu Untuk Apa Beramal? Begini Penjelasannya â Post Share Indonesia"
Posting Komentar